Selasa, 01 Oktober 2013

Makalah Agama Kristen (Bab III h - III i)

PENYAKIT KUSTA DITINJAU DARI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT, ALKITAB 
DAN ETIKA KRISTEN

OLEH : 
STEVY ERDIATRI NATALIA PURBA 
G1B010013

1.1  Sikap Masyarakat Umum
Beberapa hal yang dapat memberikan kesimpulan yang salah dari satu bahan/alat yang sebenarnya tidak mempunyai efek namun seolah-olah memberikan efek penyembuhan adalah sebagai berikut:
a.       Beberapa penyakit secara alami dalam kondisi tubuh yang baik dapat sembuh sendiri meskipun tanpa pemberian obat-obatan. Sehingga untuk menyimpulkan suatu terapi memang bekerja harus didukung oleh data-data persentase pasien yang berhasil diobati lebih banyak dibandingkan dengan tanpa intervensi terapi.
b.      Beberapa penyakit mempunyai siklus tertentu. Sebagai contoh arthritis,multiple sklerosis , asma, alergi, migraine, dan lain-lain yang tidak mengejutkan pula sang pasien datang pada saat memang penyakitnya sedang pada siklus perbaikan.
c.       Efek placebo. Banyak dari pengobat alternatif membuat kesan setiap penyakit dapat disembuhkan sehingga memberikan efek psikologis bagi pasiennya. Sebagai contoh adalah penanganan nyeri kronik pada pasien seringkali nyerinya berkurang dengan pendekatan psikologis tanpa menyentuh faktor patologi yang mendasari nyeri terjadinya tersebut.
d.      Remisi spontan. Mengenai efek remisi spontan ini masih belum dapat dipahami benar mekanismenya. Seperti pernah dilaporkan seorang onkologis adanya 12 kasus remisi spontan penyakit dari 6000 kasus yang ditanganinya. Sehingga bila seorang pengobat alternatif menyembuhkan satu penyakit yang sulit untuk disembuhkan sebaiknya pula mencamtumkan berapa persentase kesembuhan dari jenis penyakit yang sama yang pernah ditanganinya.
e.       Psikosomatis. Banyak pasien dengan gejala ini datang berobat ke dokter dikatakan tidak ada penyakit namun akhirnya dia datang ke pengobat alternatif dan dikatakan memang benar menderita penyakit dan jika pada akhirnya “ kesembuhan “terjadi pasien pun makin yakin ia memang menderita penyakit.
f.       Praktisi pengobatan seringkali pula mempunyai sifat antusias dan kepribadian yang karismatik yang juga mempengaruhi dari sisi psikologis pasien.

Selain daripada itu adanya stereotypes yang ada di masyarakat sehingga menimbulkan hal yang kontraproduktif dalam pelayanan kesehatan seperti:
-      Masyarakat menganggap bahwa pengobatan tradisional bersifat holistik sedangkan pengobatan modern hanya melihat penyakit saja.
-      Pengobat tradisional biasanya yang dituakan, sangat dihormati, dan karena itu memegang peranan penting pada pelayanan kesehatan primer.
-      Adanya budaya dalam masyarakat yang masih membuat dikotomi penyakit ke dalam dua jenis yaitu :
1.      Penyakit-penyakit yang dapat disembuhkan oleh dokter dengan cepat
2.      Penyakit-penyakit ‘ tradisional’ yang tidak dapat disembuhkan oleh dokter.
-      Dokter sendiri kurang memahami mengenai pengobatan tradisional sehingga adanya kesulitan untuk mendiskusikan dengan pasien yang membutuhkan informasi yang sebenarnya.

1.2  Sikap Iman Kristiani
Dasar dalam menentukan sikap iman Kristiani terhadap pelbagai pengobatan alternatif diperoleh dengan mengajukan kepada diri sendiri beberapa pertanyaan penting berikut ini :
· Apakah pengobatan itu berkaitan dengan agama atau kepercayaan tertentu, perdukunan, paranormal, dan sebagainya?
· Apakah pengobatan itu berkaitan dengan paham (isme) tertentu, seperti animisme, dinamisme, panteisme, kebatinan, dan sebagainya?
· Apakah pengobatan itu telah direkomendasikan oleh dokter untuk bisa dilakukan?
· Apakah pengobatan itu tidak menimbulkan side effect terhadap organ tubuh lainnya?

Atas dasar jawaban terhadap pelbagai pertanyaan di atas, maka beberapa sikap yang bisa diambil adalah :
a.       Menentang dan menolak dengan tegas penggunaan bahan dan cara pengobatan yang bertentangan dengan firman Tuhan. seperti: Yoga, Reiki, Fengshui, dan kelompok III di atas.
b.      Menggunakan bahan dan cara pengobatan yang sesuai dengan firman Tuhan, seperti: pengobatan medis modern, homeotherapy, aromatherapy, music therapy, accupuncture, dan kelompok I dan II.
c.       Mengkonsultasikannya dengan hamba Tuhan setempat.
d.      Tetap beriman kepada kuasa Tuhan yang tidak berubah, dan bukan pada bahan atau cara pengobatan itu. Jika Tuhan memang hendak menjamah dan menyembuhkan kita, maka tidak ada yang mustahil bagi-Nya.
e.       Tetap beriman kepada Tuhan, kalau pun tubuh ini menderita karena sakit yang tak kunjung sembuh. Di dalam keadaan itu tentu Allah turut bekerja mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi-Nya.

Melihat bahwa keselamatan jiwa tetap jauh lebih penting dari pada kesembuhan jasmani. Adalah lebih baik dengan tubuh jasamani sakit tetapi kemudian memperoleh kehidupan yang kekal dari pada tubuh sehat karena bantuan kuasa kegelapan tetapi jiwa binasa.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar