PENYAKIT KUSTA DITINJAU DARI ILMU KESEHATAN
MASYARAKAT, ALKITAB
DAN ETIKA KRISTEN
DAN ETIKA KRISTEN
OLEH :
STEVY ERDIATRI NATALIA PURBA
G1B010013
STEVY ERDIATRI NATALIA PURBA
G1B010013
1.1 Sikap
Masyarakat Umum
Beberapa hal yang dapat memberikan
kesimpulan yang salah dari satu bahan/alat yang sebenarnya tidak mempunyai efek
namun seolah-olah memberikan efek penyembuhan adalah sebagai berikut:
a.
Beberapa penyakit secara alami
dalam kondisi tubuh yang baik dapat sembuh sendiri meskipun tanpa pemberian obat-obatan.
Sehingga untuk menyimpulkan suatu terapi memang bekerja harus didukung oleh
data-data persentase pasien yang berhasil diobati lebih banyak dibandingkan
dengan tanpa intervensi terapi.
b.
Beberapa penyakit mempunyai
siklus tertentu. Sebagai contoh arthritis,multiple sklerosis , asma, alergi,
migraine, dan lain-lain yang tidak mengejutkan pula sang pasien datang pada
saat memang penyakitnya sedang pada siklus perbaikan.
c.
Efek placebo. Banyak dari
pengobat alternatif membuat kesan setiap penyakit dapat disembuhkan sehingga
memberikan efek psikologis bagi pasiennya. Sebagai contoh adalah penanganan
nyeri kronik pada pasien seringkali nyerinya berkurang dengan pendekatan
psikologis tanpa menyentuh faktor patologi yang mendasari nyeri terjadinya
tersebut.
d.
Remisi spontan. Mengenai efek
remisi spontan ini masih belum dapat dipahami benar mekanismenya. Seperti
pernah dilaporkan seorang onkologis adanya 12 kasus remisi spontan penyakit
dari 6000 kasus yang ditanganinya. Sehingga bila seorang pengobat alternatif menyembuhkan
satu penyakit yang sulit untuk disembuhkan sebaiknya pula mencamtumkan berapa
persentase kesembuhan dari jenis penyakit yang sama yang pernah ditanganinya.
e.
Psikosomatis. Banyak pasien
dengan gejala ini datang berobat ke dokter dikatakan tidak ada penyakit namun
akhirnya dia datang ke pengobat alternatif dan dikatakan memang benar menderita
penyakit dan jika pada akhirnya “ kesembuhan “terjadi pasien pun makin yakin ia
memang menderita penyakit.
f.
Praktisi pengobatan seringkali
pula mempunyai sifat antusias dan kepribadian yang karismatik yang juga
mempengaruhi dari sisi psikologis pasien.
Selain daripada itu adanya
stereotypes yang ada di masyarakat sehingga menimbulkan hal yang
kontraproduktif dalam pelayanan kesehatan seperti:
- Masyarakat menganggap bahwa pengobatan tradisional bersifat holistik
sedangkan pengobatan modern hanya melihat penyakit saja.
- Pengobat tradisional biasanya yang dituakan, sangat dihormati, dan
karena itu memegang peranan penting pada pelayanan kesehatan primer.
- Adanya budaya dalam masyarakat yang masih membuat dikotomi penyakit
ke dalam dua jenis yaitu :
1.
Penyakit-penyakit yang dapat
disembuhkan oleh dokter dengan cepat
2.
Penyakit-penyakit ‘
tradisional’ yang tidak dapat disembuhkan oleh dokter.
- Dokter sendiri kurang memahami mengenai pengobatan tradisional
sehingga adanya kesulitan untuk mendiskusikan dengan pasien yang membutuhkan
informasi yang sebenarnya.
1.2 Sikap Iman
Kristiani
Dasar dalam menentukan sikap iman
Kristiani terhadap pelbagai pengobatan alternatif diperoleh dengan mengajukan
kepada diri sendiri beberapa pertanyaan penting berikut ini :
· Apakah pengobatan itu berkaitan dengan agama atau
kepercayaan tertentu, perdukunan, paranormal, dan sebagainya?
· Apakah pengobatan itu berkaitan dengan paham (isme)
tertentu, seperti animisme, dinamisme, panteisme, kebatinan, dan sebagainya?
· Apakah pengobatan itu telah direkomendasikan oleh
dokter untuk bisa dilakukan?
· Apakah pengobatan itu tidak menimbulkan side
effect terhadap organ tubuh lainnya?
Atas dasar jawaban terhadap pelbagai
pertanyaan di atas, maka beberapa sikap yang bisa diambil adalah :
a.
Menentang dan menolak dengan
tegas penggunaan bahan dan cara pengobatan yang bertentangan dengan firman
Tuhan. seperti: Yoga, Reiki, Fengshui, dan kelompok III di atas.
b.
Menggunakan bahan dan cara
pengobatan yang sesuai dengan firman Tuhan, seperti: pengobatan medis modern,
homeotherapy, aromatherapy, music therapy, accupuncture, dan kelompok I dan II.
c.
Mengkonsultasikannya dengan
hamba Tuhan setempat.
d.
Tetap beriman kepada kuasa Tuhan
yang tidak berubah, dan bukan pada bahan atau cara pengobatan itu. Jika Tuhan
memang hendak menjamah dan menyembuhkan kita, maka tidak ada yang mustahil
bagi-Nya.
e.
Tetap beriman kepada Tuhan,
kalau pun tubuh ini menderita karena sakit yang tak kunjung sembuh. Di dalam
keadaan itu tentu Allah turut bekerja mendatangkan kebaikan bagi kita yang
mengasihi-Nya.
Melihat bahwa keselamatan jiwa tetap
jauh lebih penting dari pada kesembuhan jasmani. Adalah lebih baik dengan tubuh
jasamani sakit tetapi kemudian memperoleh kehidupan yang kekal dari pada tubuh
sehat karena bantuan kuasa kegelapan tetapi jiwa binasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar