Selasa, 01 Oktober 2013

Makalah Agama Kristen (Bab III d - III e)

 PENYAKIT KUSTA DITINJAU DARI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT, ALKITAB 
DAN ETIKA KRISTEN

OLEH : 
STEVY ERDIATRI NATALIA PURBA 
G1B010013

1.1                    Sebab-sebab Timbulnya Penyakit

Berikut ini diberikan garis besar, 11 (sebelas) penyebab mengapa orang bisa sakit menurut Alkitab, yaitu :

(a)    Ketidaktaatan (Kel. 15:26, hal.75 PL)


à Ini adalah suatu hukum yang diberikan Allah sendiri kepada umat-Nya. Jika mereka taat, maka penyakit tidak akan menimpa mereka; ketika mereka tidak taat, maka berbagai bentuk penyakit menimpa mereka. Yang harus dilakukan agar sembuh dari sakit adalah mengaku dosa dan memohon pengampunan Tuhan (1 Yoh. 1:9, hal.285 PB).



(b)   Penyembahan berhala (2 Taw. 21:1 dan 14, hal.485 PL)


à Allah kita adalah Allah yang cemburu. Ia rindu agar manusia hanya menyembah Dia sebagai Allah yang Esa, Pencipta langit dan bumi. Penyembahan berhala merupakan “perzinahan rohani”, yang bisa menyebabkan datangnya berbagai tulah dan sakit penyakit yang berat. Yang dibutuhkan di sini adalah adanya pertobatan untuk kembali kepada Tuhan.



(c)    Pekerjaan Iblis (Ayub 2:7, hal.541 PL)


à Dalam upayanya menjatuhkan iman orang-orang percaya, Iblis bisa mengganggu melalui sakit penyakit, sebagaimana ia telah melakukannya terhadap Ayub yang hidup dalam kesalehan dan takut akan Tuhan. Hanya pemulihan yang dari Tuhan Allah sendiri yang bisa menyembuhkan Ayub.



(d)   Keserakahan (2 Raja 5:20-27, hal.406 PL)

à Tanpa sadar, keserakahan Gehazi telah menyebabkan ia memperoleh penyakit kusta milik Naaman. Ini adalah gambaran seseorang yang karena kesera-kahannya, kemudian mengalami sakit penyakit. Misalnya: Bekerja keras mengejar harta tanpa istirahat yang cukup bisa menyebabkan sakit.

Makan makanan yang lezat tanpa kendali juga bisa menyebabkan sakit. Dibutuhkan istirahat yang cukup, dan pemahaman bahwa harta benda bukan tujuan hidup ini yang kemudian harus diberhalakan, melainkan merupakan sarana untuk memuliakan Tuhan. Orang Kristen harus berbeda dalam cara mencari nafkah (Mat. 6:32, hal.7 PB).Dalam menikmati makanan dibutuhkan kesadaran dan pengendalian diri.



(e)    Pemberontakan (Bil. 12:1 dan 10, hal.159-160 PL)


à Ketika Miryam memberontak kepada Musa dan mengusiknya, yaitu Musa sebagai hamba Tuhan yang diurapi, yang ditetapkan Tuhan untuk menjadi pemimpin bangsa Israel, maka Miryam mendapat hukuman Tuhan berupa penyakit kusta. Visitor bisa mengingatkan orang yang sakit, apakah ia pernah mengusik orang yang diurapi Tuhan, dan masih memiliki jiwa yang memberontak atas kedaulatan Tuhan. Jika “ya”, maka ia harus mendatangi hamba Tuhan tersebut dan menyelesaikan masalahnya dengan cara yang baik, bukan dengan pemberontakan.



(f)    Lanjut Usia (Maz. 90:10, hal.641 PL)

à Umur manusia yang terus melaju tidak dapat dihindari atau dicegah. Lambat laun manusia bertambah tua. Kulit menjadi keriput, gigi tanggal, rambut memutih, pandangan mata kabur, telinga sulit mendengar, tulang-tulang mengering dan organ-organ tubuh lainnya kurang dapat berfungsi dengan baik. Adalah gejala umum bahwa orang-orang tua menderita sakit. Inilah yang disebut dengan “kesukaran dan penderitaan”. Mereka membutuhkan penghiburan, kekuatan, dan pertolongan.

Kadang-kadang ada anggota keluarga yang tidak tahan melihat penderitaan si sakit, sehingga meminta Tuhan segera memanggil pulang ke rumah Bapa. Kita dapat berdoa agar Tuhan menguatkan dia dalam penderitaan sakitnya, tetapi hal mati atau hidup tetap di tangan Tuhan. Praktek euthanasia (mercy killing), yaitu mematikan seseorang agar tidak terlalu menderita, sama sekali tidak dapat dibenarkan. Sementara ada kesempatan dan biaya untuk mengobatinya, tetap harus diusahakan.

Ingat janji Tuhan, bahwa Ia tetap menggendong orang-orang tua (Maz. 71:18, hal.625 PL). Perlu diperhatikan juga kalau-kalau di masa muda mereka pernah dipasangi susuk atau ikatan kuasa gelap lainnya, sehingga menjadi sangat menderita menjelang kematiannya. Ia harus dilepaskan dulu dari semua ikatan itu.



(g)   Kebencian dan Kepahitan (Ul. 7:15, hal.202 PL)


à Penyakit yang disebabkan oleh kebencian dan kepahitan, atau penyakit yang timbul karena tekanan dalam pikiran disebut dengan istilah “psikosomatis”. Penyakit jenis ini sering sulit dideteksi secara medis. Hanya ketika kebencian dan kepahitan hatinya diselesaikan, serta beban pikirannya diserahkan kepada Tuhan (Mat. 11:28, hal.13 PB), maka dengan sendirinya penyakit itu pun sirna.



(h)   Kebimbangan (Kisah 20:1-12, hal.169 PB)


à Ada orang-orang yang berada di posisi seperti Eutikhus, yaitu berada di tengah-tengah antara mendengarkan firman Allah yang disampaikan oleh hamba Tuhan dengan dunia luar. Eutikhus jatuh dan mati. Hanya oleh kemurahan Tuhan saja, ia dibangkitkan kembali. Mereka mendengarkan firman Tuhan setiap hari Minggu, tetapi juga mendengarkan berbagai berita dalam dunia ini sehingga segala informasi itu menghasilkan kekuatiran yang menggerogoti tubuhnya.

Firman Tuhan yang bagaikan benih itu dihimpit oleh semak duri kekuatiran dan kebimbangan (Luk. 8:14, hal.80  PB). Misalnya, peristiwa Mei 1998 yang bergolak di Ibukota telah menyebabkan beberapa anak Tuhan di daerah mengalami sakit stroke, karena mereka melihat dan mendengar berita kerusuhan itu melalui surat kabar dan televisi. Mereka kuatir kalau-kalau akan merembet ke kota tempat tinggalnya.


Kepada orang yang bimbang ini, para visitor harus kembali membuka wawasan tentang janji Allah yang bersifat “ya” dan “amin” itu. Allah adalah Yehovah Jireh, yaitu Tuhan yang menyediakan segala kebutuhan anak-anak-Nya (Mat. 6:33, hal.7 PB).




(i)     Beban Pelayanan (Daniel 8:27, hal.963 PL)


à Ada orang yang dipakai Tuhan secara luar biasa seperti Daniel. Tuhan mengaruniakan berbagai penglihatan tentang masa depan dunia ini, termasuk masa depan bangsa Israel sendiri. Penglihatan yang dahsyat itu telah membuat Daniel jatuh sakit beberapa hari lamanya. Sakit ini merupakan akibat dari beban pelayanan yang ada di dalam hatinya. Sakit seperti ini, menurut Rasul Paulus adalah seperti orang yang sedang “sakit bersalin”, yaitu memikirkan pekerjaan Tuhan yang dipercayakan Tuhan kepadanya untuk menyelamatkan jiwa-jiwa.

Memang dilihat dari satu sisi, nampaknya sakit semacam ini tidak perlu menimpa anak-anak Tuhan yang memiliki beban pelayanan. Bukankah Tuhan sendiri yang akan membela dan menyempurnakan pekerjaan-Nya? Namun dari sisi lain, ini adalah “sakit positif”, karena selalu ada pergumulan dalam pelayanan yang bisa menyebabkan kita sakit, tetapi di akhir semuanya, Tuhan menyatakan kuasa-Nya, dan kita pun dipulihkan.



(j)     Pembawaan Lahir (1 Tim. 5:23, hal.253 PB)


à Nampaknya Timotius memiliki kelemahan tubuh sejak kecil, yang diwarisi dari orang tuanya. Ia punya pencernaan yang sering terganggu dan tubuh yang sering sakit-sakitan. Namun itu tidak mematahkan semangatnya untuk tetap setia dan gigih dalam melayani Tuhan. Dibutuhkan adanya “tambahan anggur” sedikit, yaitu meminum obat-obatan agar kelemahan tubuh bawaan itu tidak sampai mengganggu pekerjaan Tuhan.



(k)   Bagi Kemuliaan Tuhan (Yoh. 9:1-3, hal.123-124 PB)


à Bagaimana Allah dapat menyatakan kuasa mukjizat-Nya, jika tidak ada orang yang sakit. Sakit-penyakit belum tentu disebabkan oleh adanya dosa, atau akibat dosa warisan, sebagaimana anggapan para murid Yesus. Justru dari sakit-penyakit itulah Tuhan menyata-kan kemuliaan-Nya, dan banyak orang menjadi percaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar