PENYAKIT KUSTA DITINJAU DARI ILMU KESEHATAN
MASYARAKAT, ALKITAB
DAN ETIKA KRISTEN
OLEH :
STEVY ERDIATRI NATALIA PURBA
G1B010013
DAN ETIKA KRISTEN
OLEH :
STEVY ERDIATRI NATALIA PURBA
G1B010013
1.1
Sebab-sebab Timbulnya
Penyakit
Berikut ini diberikan garis besar, 11 (sebelas) penyebab
mengapa orang bisa sakit menurut Alkitab, yaitu :
(a) Ketidaktaatan (Kel. 15:26, hal.75 PL)
à Ini adalah suatu hukum yang diberikan Allah sendiri kepada umat-Nya.
Jika mereka taat, maka penyakit tidak akan menimpa mereka; ketika mereka tidak
taat, maka berbagai bentuk penyakit menimpa mereka. Yang harus dilakukan agar
sembuh dari sakit adalah mengaku dosa dan memohon pengampunan Tuhan (1 Yoh. 1:9, hal.285 PB).
(b) Penyembahan
berhala (2 Taw. 21:1 dan 14, hal.485 PL)
à Allah kita adalah Allah yang cemburu. Ia rindu agar manusia hanya
menyembah Dia sebagai Allah yang Esa, Pencipta langit dan bumi. Penyembahan
berhala merupakan “perzinahan rohani”, yang bisa menyebabkan datangnya berbagai
tulah dan sakit penyakit yang berat. Yang dibutuhkan di sini adalah adanya
pertobatan untuk kembali kepada Tuhan.
(c) Pekerjaan Iblis
(Ayub 2:7, hal.541 PL)
à Dalam upayanya menjatuhkan iman orang-orang percaya, Iblis bisa
mengganggu melalui sakit penyakit, sebagaimana ia telah melakukannya terhadap
Ayub yang hidup dalam kesalehan dan takut akan Tuhan. Hanya pemulihan yang dari
Tuhan Allah sendiri yang bisa menyembuhkan Ayub.
(d) Keserakahan (2 Raja 5:20-27, hal.406 PL)
à Tanpa sadar, keserakahan Gehazi telah menyebabkan ia memperoleh
penyakit kusta milik Naaman. Ini adalah gambaran seseorang yang karena
kesera-kahannya, kemudian mengalami sakit penyakit. Misalnya: Bekerja keras
mengejar harta tanpa istirahat yang cukup bisa menyebabkan sakit.
Makan makanan yang lezat tanpa
kendali juga bisa menyebabkan sakit. Dibutuhkan istirahat yang cukup, dan
pemahaman bahwa harta benda bukan tujuan hidup ini yang kemudian harus
diberhalakan, melainkan merupakan sarana untuk memuliakan Tuhan. Orang Kristen
harus berbeda dalam cara mencari nafkah (Mat. 6:32,
hal.7 PB).Dalam menikmati makanan dibutuhkan
kesadaran dan pengendalian diri.
(e) Pemberontakan (Bil. 12:1 dan 10, hal.159-160 PL)
à Ketika Miryam memberontak kepada Musa dan mengusiknya, yaitu Musa
sebagai hamba Tuhan yang diurapi, yang ditetapkan Tuhan untuk menjadi pemimpin
bangsa Israel, maka Miryam mendapat hukuman Tuhan berupa penyakit kusta.
Visitor bisa mengingatkan orang yang sakit, apakah ia pernah mengusik orang
yang diurapi Tuhan, dan masih memiliki jiwa yang memberontak atas kedaulatan
Tuhan. Jika “ya”, maka ia harus mendatangi hamba Tuhan tersebut dan
menyelesaikan masalahnya dengan cara yang baik, bukan dengan pemberontakan.
(f) Lanjut Usia (Maz. 90:10, hal.641 PL)
à Umur manusia yang terus melaju tidak dapat dihindari atau dicegah.
Lambat laun manusia bertambah tua. Kulit menjadi keriput, gigi tanggal, rambut
memutih, pandangan mata kabur, telinga sulit mendengar, tulang-tulang mengering
dan organ-organ tubuh lainnya kurang dapat berfungsi dengan baik. Adalah gejala
umum bahwa orang-orang tua menderita sakit. Inilah yang disebut dengan
“kesukaran dan penderitaan”. Mereka membutuhkan penghiburan, kekuatan, dan
pertolongan.
Kadang-kadang ada anggota keluarga
yang tidak tahan melihat penderitaan si sakit, sehingga meminta Tuhan segera
memanggil pulang ke rumah Bapa. Kita dapat berdoa agar Tuhan menguatkan dia
dalam penderitaan sakitnya, tetapi hal mati atau hidup tetap di tangan Tuhan.
Praktek euthanasia (mercy killing), yaitu mematikan seseorang agar
tidak terlalu menderita, sama sekali tidak dapat dibenarkan. Sementara ada
kesempatan dan biaya untuk mengobatinya, tetap harus diusahakan.
Ingat janji Tuhan, bahwa Ia tetap
menggendong orang-orang tua (Maz. 71:18, hal.625 PL). Perlu
diperhatikan juga kalau-kalau di masa muda mereka pernah dipasangi susuk atau
ikatan kuasa gelap lainnya, sehingga menjadi sangat menderita menjelang
kematiannya. Ia harus dilepaskan dulu dari semua ikatan itu.
(g) Kebencian dan
Kepahitan (Ul. 7:15, hal.202 PL)
à Penyakit yang disebabkan oleh kebencian dan kepahitan, atau penyakit
yang timbul karena tekanan dalam pikiran disebut dengan istilah “psikosomatis”.
Penyakit jenis ini sering sulit dideteksi secara medis. Hanya ketika kebencian
dan kepahitan hatinya diselesaikan, serta beban pikirannya diserahkan kepada
Tuhan (Mat. 11:28, hal.13 PB), maka
dengan sendirinya penyakit itu pun sirna.
(h) Kebimbangan (Kisah 20:1-12, hal.169 PB)
à Ada orang-orang yang berada di posisi seperti Eutikhus, yaitu berada
di tengah-tengah antara mendengarkan firman Allah yang disampaikan oleh hamba
Tuhan dengan dunia luar. Eutikhus jatuh dan mati. Hanya oleh kemurahan Tuhan
saja, ia dibangkitkan kembali. Mereka mendengarkan firman Tuhan setiap hari
Minggu, tetapi juga mendengarkan berbagai berita dalam dunia ini sehingga
segala informasi itu menghasilkan kekuatiran yang menggerogoti tubuhnya.
Firman Tuhan yang bagaikan benih itu
dihimpit oleh semak duri kekuatiran dan kebimbangan (Luk. 8:14, hal.80 PB).
Misalnya, peristiwa Mei 1998 yang bergolak di Ibukota telah menyebabkan
beberapa anak Tuhan di daerah mengalami sakit stroke, karena mereka
melihat dan mendengar berita kerusuhan itu melalui surat kabar dan televisi. Mereka
kuatir kalau-kalau akan merembet ke kota tempat tinggalnya.
Kepada orang yang bimbang ini, para
visitor harus kembali membuka wawasan tentang janji Allah yang bersifat “ya”
dan “amin” itu. Allah adalah Yehovah Jireh, yaitu Tuhan yang
menyediakan segala kebutuhan anak-anak-Nya (Mat. 6:33,
hal.7 PB).
(i) Beban Pelayanan
(Daniel 8:27, hal.963 PL)
à Ada orang yang dipakai Tuhan secara luar biasa seperti Daniel.
Tuhan mengaruniakan berbagai penglihatan tentang masa depan dunia ini, termasuk
masa depan bangsa Israel sendiri. Penglihatan yang dahsyat itu telah membuat
Daniel jatuh sakit beberapa hari lamanya. Sakit ini merupakan akibat dari beban
pelayanan yang ada di dalam hatinya. Sakit seperti ini, menurut Rasul Paulus
adalah seperti orang yang sedang “sakit bersalin”, yaitu memikirkan pekerjaan
Tuhan yang dipercayakan Tuhan kepadanya untuk menyelamatkan jiwa-jiwa.
Memang dilihat dari satu sisi,
nampaknya sakit semacam ini tidak perlu menimpa anak-anak Tuhan yang memiliki
beban pelayanan. Bukankah Tuhan sendiri yang akan membela dan menyempurnakan
pekerjaan-Nya? Namun dari sisi lain, ini adalah “sakit positif”, karena selalu
ada pergumulan dalam pelayanan yang bisa menyebabkan kita sakit, tetapi di akhir
semuanya, Tuhan menyatakan kuasa-Nya, dan kita pun dipulihkan.
(j) Pembawaan Lahir
(1 Tim. 5:23, hal.253 PB)
à Nampaknya Timotius memiliki kelemahan tubuh sejak kecil, yang
diwarisi dari orang tuanya. Ia punya pencernaan yang sering terganggu dan tubuh
yang sering sakit-sakitan. Namun itu tidak mematahkan semangatnya untuk tetap
setia dan gigih dalam melayani Tuhan. Dibutuhkan adanya “tambahan anggur”
sedikit, yaitu meminum obat-obatan agar kelemahan tubuh bawaan itu tidak sampai
mengganggu pekerjaan Tuhan.
(k) Bagi Kemuliaan
Tuhan (Yoh. 9:1-3, hal.123-124 PB)
à Bagaimana Allah dapat menyatakan kuasa mukjizat-Nya, jika tidak ada
orang yang sakit. Sakit-penyakit belum tentu disebabkan oleh adanya dosa, atau
akibat dosa warisan, sebagaimana anggapan para murid Yesus. Justru dari
sakit-penyakit itulah Tuhan menyata-kan kemuliaan-Nya, dan banyak orang menjadi
percaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar