Senin, 20 Februari 2012

Virus Hepatitis

TUGAS TERSTRUKTUR
MATA KULIAH PATOLOGI UMUM

“VIRUS HEPATITIS”

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Patologi Umum
semester II Tahun 2010/2011






Oleh :
STEVY E.N PURBA
G1B010013


KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO
2011
BAB I
PENDAHULUAN

A. A. Latar belakang
Setiap jenis penyakit seharusnya jangan pernah dianggap sepele. Misalnya,  penyakit hepatitis atau kondisi peradangan pada organ hati. Menurut Prof Dr H Ali Sulaiman, PhD, SpPD-KGEH dari Divisi Hepatologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), kebanyakan masyarakat masih kurang peduli dan cuek dengan penyakit yang satu ini karena menganggap dampak yang ditimbulkan tidak langsung dan memakan waktu cukup lama. 
Penyakit hepatitis, siapa yang tidak mengenalnya. Penyakit yang sering disebut dengan penyakit kuning ini, bisa menyerang siapa saja. Tapi yang lebih berisiko adalah orang-orang yang berusia produktif.  Hepatitis atau penyakit kuning merupakan peradangan pada hati yang disebabkan oleh virus, bakteri, parasit, aneka zat kimiawi, obat-obatan atau alkohol. Namun, hepatitis yang disebabkan oleh virus adalah masalah kesehatan yang penting saat ini.
Mungkin Anda semua banyak yang sudah tahu, bahwa penyakit hepatitis terdiri dari beberapa macam. Diantaranya adalah hepatitis A,B,C,D,E. Tapi yang paling ditakuti adalah hepatitis B dan C. Sebenarnya, apa itu penyakit hepatitis, apa penyebabnya sehingga orang dapat menderita penyakit ini, apa gejala yang ditimbulkan, dan bagaimana cara menanganinya, akan dibahas dalam makalah ini.

B.    B. Tujuan
1.     1.  Untuk mengetahui apa itu penyakit hepatitis.
2.     2.   Untuk mengetahui bagaimana ciri-ciri atau gejala bila terinfeksi virus hepatitis.
3.     3.  Untuk mengetahui bagaimana penularan, penyebab, pengobatan, serta pencegahan tentang hepatitis.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Hati adalah suatu organ penting terletak di kwadran kanan atas abdomen. Organ ini bertanggung jawab untuk:
  • Menyaring darah
  • Membuat empedu, suatu zat yang membantu pencernaan lemak
  • Memproses dan mengikat lemak pada pengangkutnya (protein) termasuk kolesterol. Gabungan lemak dan protein disebut lipoprotein (Chylomicron, VLDL, LDL, HDL), menyimpan gula dan membantu tubuh untuk mengangkut dan menghemat energi.
  • Membuat protein-protein penting, seperti kebanyakan yang terlibat pada pembekuan darah
  • Memetabolisme banyak obat-obatan seperti barbiturates, sedatives, and amphetamines
  • Menyimpan besi, tembaga, vitamin A dan D, dan beberapa dari vitamin B
  • Membuat protein-protein penting seperti albumin yang mengatur pengakutan cairan didalam darah dan ginjal
  • Membantu mengurai dan mendaur ulang sel-sel darah merah
Jika hati menjadi radang atau terinfeksi, maka kemampuannya untuk melaksanakan fungsi-fungsi ini jadi melemah. Penyakit hati dan infeksi-infeksi adalah disebabkan oleh suatu kondisi yang bervariasi termasuk infeksi virus, serangan bakteri, dan perubahan kimia atau fisik didalam tubuh. Penyebab yang paling umum dari kerusakan hati adalah kurang gizi (malnutrition), terutama yang terjadi dengan kecanduan alkohol.
Gejala-gejala penyakit hati mungkin akut, terjadi tiba-tiba, atau kronis, berkembang perlahan melalui suatu periode waktu yang lama. Penyakit hati kronis adalah jauh lebih umum dari pada yang akut. Angka dari penyakit hati kronis dari laki-laki adalah dua kali lebih tinggi dari wanita. Penyakit hati dapat menjangkau dari ringan sampai berat tergantung dari tipe penyakit yang hadir.
Hepatitis adalah peradangan hati, paling sering disebabkan oleh infeksi virus. Ada lima virus hepatitis utama, disebut sebagai tipe A, B, C, D dan E. Kelima jenis menjadi perhatian terbesar karena beban penyakit dan kematian mereka menyebabkan dan potensi wabah dan menyebar epidemi. Secara khusus, tipe B dan C menyebabkan penyakit kronis pada ratusan juta orang dan, bersama-sama, adalah penyebab paling umum dari sirosis hati dan kanker.
Hepatitis A dan E biasanya disebabkan oleh konsumsi makanan yang terkontaminasi atau air. Hepatitis B, C dan D biasanya terjadi sebagai akibat kontak parenteral dengan cairan tubuh yang terinfeksi. Mode umum dari transmisi untuk virus ini termasuk penerimaan darah atau produk darah yang terkontaminasi, prosedur medis invasif menggunakan peralatan yang terkontaminasi dan untuk transmisi hepatitis B dari ibu ke bayi saat lahir, dari anggota keluarga untuk anak, dan juga melalui kontak seksual. Infeksi akut dapat terjadi dengan gejala yang terbatas atau tidak ada, atau mungkin termasuk gejala seperti sakit kuning (menguningnya kulit dan mata), urin gelap, kelelahan ekstrim, mual, muntah dan nyeri perut. (WHO,2011)


BAB III
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Penyakit Hepatitis
Dalam bahasa medis, hepatitis berarti peradangan hati. Penyebab peradangan ini bisa bermacam-macam, mulai virus, bahan kimia, obat-obatan, hingga alkohol. Beberapa jenis virus hepatitis yang ada, yaitu A, B, C, D, E.
Untuk mengetahui tentang penyakit yang satu ini, dokter Batalyon Kesehatan 2 Marinir, dr I Made Budi Wirawan memberi pemaparannya.. Di antara semua jenis virus ini, virus hepatitis B dan C merupakan penyebab infeksi hati menahun (kronik) dan dapat berakhir pada sirosis, kanker hati, dan kematian. Tidak seperti hepatitis A dan B, hepatitis C belum ada vaksinnya.
Virus hepatitis ini menyerang sel di dalam hati dan menggunakan hati sebagai tempat berkembang biak.Ketika tubuh menyerang virus ini dengan mengirim limfosit (sejenis sel darah putih) ke hati, terjadilah peradangan. Peradangan ini adalah respons yang normal terhadap infeksi.
Namun, bila hal itu terus berlangsung, zat-zat kimia yang dikeluarkan limfosit dapat menyebabkan kerusakan sel hati. Jika sel hati rusak, maka tidak dapat berfungsi dengan baik dan mati.
Beberapa dari sel hati ini dapat tumbuh kembali, tetapi perusakan yang parah dapat berakibat pada terjadinya fibrosis (terbentuknya jaringan parut pada hati). Fibrosis menyebabkan kemunduran semua fungsi hati.
Bila diteruskan, jaringan parut akan mengeras dan menggantikan sebagian besar sel hati yang normal. Kondisi ini disebut sirosis—istilah medis untuk pengerasan hati. Bila seseorang mengalami sirosis, itu berarti bahwa sebagian besar hatinya telah rusak dan tidak bisa berfungsi lagi dengan normal.
Sirosis bisa sangat berbahaya bila tidak ditangani dengan benar dan bisa tidak terdeteksi hingga bertahuntahun lamanya. Sebagian besar orang yang terinfeksi hepatitis tidak menunjukkan gejala sehingga disebut sebagai silent disease.
Padahal, jika tidak ditangani dengan baik, sekitar 15-20 tahun mendatang bisa menyebabkan kelainan hati serius seperti sirosis dan juga kanker hati. Sebagian besar penderita hepatitis baru mengetahui jika dirinya terinfeksi saat melakukan pemeriksaan kesehatan (medical chek up) atau saat mau donor darah.
Beberapa tanda-tanda yang bisa terlihat jika seseorang mengalami gangguan hati, yaitu:
1.      Demam bisa disertai dengan menggigil.
2.      Air seni berwarna kuning gelap seperti teh. Buang air besar tidak teratur, biasanya tidak setiap hari.
3.      Mengalami perubahan warna kulit. Kulit dan mata menjadi kekuning-kuningan sehingga sering disebut penyakit kuning.. Hal ini disebabkan tingginya level bilirubin, zat yang diproduksi sel-sel darah merah yang sudah tua dan normalnya dibuang oleh liver. Pada penderita hepatitis, infeksi virus menyebabkan peradangan pada sel hati sehingga bilirubin disimpan oleh kantung empedu dan masuk ke usus dan darah yang menyebabkan warna kulit dan bola mata tampak kekuningan.
4.      Kehilangan nafsu makan yang menyebabkan berat badan menurun.Pasien mungkin menjadi anemia dan sering merasa mual.
5.      Perut kembung, penuh gas, dan terjadi gangguan percernaan setelah makan.
6.      Nyeri perut kanan atas hingga perut terlihat buncit. Ini karena pembengkakan di bawah tulang rusuk kanan bawah yang merupakan keluhan umum dari pasien hati. Hal ini dapat memberikan tekanan berat pada diafragma yang kadang jadi sakit saat bernapas
Beberapa cara untuk mencegah seseorang mengalami gangguan hati, yaitu:
-          Hindari alkohol dan segala jenis makanan atau obat yang bersifat toksik terhadap hati. Hati menganggap alkohol sebagai zat beracun, jadi hati menyaring dan membuangnya. Ketika seseorang terinfeksi hepatitis C, alkohol dapat secara signifikan meningkatkan perusakan hati. Hindari konsumsi alkohol bersamaan dengan asetaminofen (obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas di pasaran). Ketika Anda mengonsumsinya secara bersamaan, hal itu dapat memperparah perusakan hati.
-          Makanlah makanan sehat. Ketika hati Anda mengalami kerusakan, tubuh tidak akan mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.Anda akan merasa lelah atau lemas. Anda juga akan kehilangan nafsu makan. Oleh sebab itu, sangatlah penting untuk menjaga asupan nutrisi harian yang Anda butuhkan untuk menjaga berat badan dan energi pada level yang seharusnya.
-          Minumlah air yang banyak. Air adalah salah satu bagian penting yang berpengaruh di dalam fungsi tubuh. Air membantu menghilangkan racun dan membantu melakukan proses penyerapan terhadap nutrisi penting. Meminum air dalam jumlah yang diperlukan juga dapat membantu menghilangkan efek samping selama pengobatan atau terapi. Namun, perlu juga diperhatikan, apabila Anda sudah mengalami sirosis, pengurangan cairan perlu dilakukan jika tubuh Anda mengandung terlalu banyak cairan.
-          Mengurangi garam dalam pola makan Anda.Ketika penyakit hati menjadi semakin parah, ginjal akan bereaksi untuk menyimpan garam dan air. Garam berfungsi seperti spons yang menyerap air. Hal ini menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh. Mengurangi garam dalam pola makan dan membatasi jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh, dapat membantu Anda mengurangi penumpukan kadar cairan dalam tubuh.
-          Dapatkan vaksinasi untuk mencegah hepatitis A dan hepatitis B.Ko-infeksi hepatitis C dengan jenis hepatitis yang lain dapat menyebabkan kerusakan hati yang lebih parah lagi. Walaupun belum ada vaksin untuk hepatitis C, vaksinasi untuk mencegah penderita hepatitis C dari infeksi virus hepatitis A dan hepatitis B dapat dilakukan. Berkonsultasilah dengan dokter mengenai tindakan vaksinasi ini. Walaupun hepatitis B dan C dapat menyebabkan timbulnya jaringan parut dan radang pada hati, pengobatan yang tepat dapat membantu mengurangi peradangan yang terjadi.

B.     Macam-macam Penyakit Hepatitis
Virus hepatitis banyak jenisnya, diantaranya yaitu :
1.      Hepatitis A
            Hepatitis A adalah golongan penyakit Hepatitis yang ringan dan jarang sekali menyebabkan kematian, Virus hepatitis A (VHA=Virus Hepatitis A) penyebarannya melalui kotoran/tinja penderita yang penularannya melalui makanan dan minuman yang terkomtaminasi, bukan melalui aktivitas sexual atau melalui darah. Sebagai contoh, ikan atau kerang yang berasal dari kawasan air yang dicemari oleh kotoran manusia penderita.
Seringkali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan gejala, sedangkan pada orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, demam, diare, mual, nyeri perut, mata kuning dan hilangnya nafsu makan. Gejala hilang sama sekali setelah 6-12 minggu. Orang yang terinfeksi hepatitis A akan kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda dengan hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke hepatitis kronik. 
 Masa inkubasi 30 hari Penularan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feces pasien, misalnya makan buah-buahan, sayur yang tidak dimasak atau makan kerang yang setengah matang. Minum dengan es batu yang prosesnya terkontaminasi. Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan selama 4 minggu setelah suntikan pertama, untuk kekebalan yang panjang diperlukan suntikan vaksin beberapa kali. Pecandu narkotika dan hubungan seks anal, termasuk homoseks merupakan risiko tinggi tertular hepatitis A.
Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama munculnya yang disebut penyakit kuning, letih dan sebagainya diatas, diharapkan untuk tidak banyak beraktivitas serta segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol sebagai penurun demam dan pusing, vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa mual dan muntah.
Sedangkan langkah-langkah yang dapat diambil sebagai usaha pencegahan adalah dengan mencuci tangan dengan teliti, dan suntikan imunisasi dianjurkan bagi seseorang yang berada disekitar penderita.


2.      Hepatitis B
Hepatitis B merupakan salah satu penyakit menular yang tergolong berbahaya didunia, Penyakit ini disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB) yang menyerang hati dan menyebabkan peradangan hati akut atau menahun. Seperti hal Hepatitis C, kedua penyakit ini dapat menjadi kronis dan akhirnya menjadi kanker hati. Proses penularan Hepatitis B yaitu melalui pertukaran cairan tubuh atau kontak dengan darah dari orang yang terinfeksi Hepatitis B.
    Dibandingkan virus HIV, virus Hepatitis B (HBV) seratus kali lebih ganas (infectious), dan sepuluh kali lebih banyak (sering) menularkan. Kebanyakan gejala Hepatitis B tidak nyata.
Hepatitis B kronis merupakan penyakit nekroinflamasi kronis hati yang disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis B persisten. Hepatitis B kronis ditandai dengan HBsAg positif (> 6 bulan) di dalam serum, tingginya kadar HBV DNA dan berlangsungnya proses nekroinflamasi kronis hati. Carrier HBsAg inaktif diartikan sebagai infeksi HBV persisten hati tanpa nekroinflamasi.
Sedangkan Hepatitis B kronis eksaserbasi adalah keadaan klinis yang ditandai dengan peningkatan intermiten ALT>10 kali batas atas nilai normal (BANN). Diagnosis infeksi Hepatitis B kronis didasarkan pada pemeriksaan serologi, petanda virologi, biokimiawi dan histologi. Secara serologi, pemeriksaan yang dianjurkan untuk diagnosis dan evaluasi infeksi Hepatitis B kronis adalah : HBsAg, HBeAg, anti HBe dan HBV DNA (4,5).
Pemeriksaan virologi, dilakukan untuk mengukur jumlah HBV DNA serum sangat penting karena dapat menggambarkan tingkat replikasi virus. Pemeriksaan biokimiawi yang penting untuk menentukan keputusan terapi adalah kadar ALT. Peningkatan kadar ALT menggambarkan adanya aktivitas kroinflamasi. Oleh karena itu pemeriksaan ini dipertimbangkan sebagai prediksi gambaran histologi.
Pasien dengan kadar ALT yang menunjukkan proses nekroinflamasi yang lebih berat dibandingkan pada ALT yang normal. Pasien dengan kadar ALT normal memiliki respon serologi yang kurang baik pada terapi antiviral. Oleh sebab itu pasien dengan kadar ALT normal dipertimbangkan untuk tidak diterapi, kecuali bila hasil pemeriksaan histologi menunjukkan proses nekroinflamasi aktif.
Sedangkan tujuan pemeriksaan histologi adalah untuk menilai tingkat kerusakan hati, menyisihkan diagnosis penyakit hati lain, prognosis dan menentukan manajemen anti viral.
Pada umumnya, gejala penyakit Hepatitis B ringan. Gejala tersebut dapat berupa selera makan hilang, rasa tidak enak di perut, mual sampai muntah, demam ringan, kadang-kadang disertai nyeri sendi dan bengkak pada perut kanan atas. Setelah satu minggu akan timbul gejala utama seperti bagian putih pada mata tampak kuning, kulit seluruh tubuh tampak kuning dan air seni berwarna seperti teh.
Ada 3 kemungkinan tanggapan kekebalan yang diberikan oleh tubuh terhadap virus Hepatitis B pasca periode akut. Kemungkinan pertama, jika tanggapan kekebalan tubuh adekuat maka akan terjadi pembersihan virus, pasien sembuh. Kedua, jika tanggapan kekebalan tubuh lemah maka pasien tersebut akan menjadi carrier inaktif. Ketiga, jika tanggapan tubuh bersifat intermediate (antara dua hal di atas) maka penyakit terus berkembang menjadi hepatitis B kronis.
Hepatitis B merupakan bentuk Hepatitis yang lebih serius dibandingkan dengan jenis hepatitis lainnya. Penderita Hepatitis B bisa terjadi pada setiap orang dari semua golongan umur. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan virus Hepatitis B ini menular.
Secara vertikal, cara penularan vertikal terjadi dari Ibu yang mengidap virus Hepatitis B kepada bayi yang dilahirkan yaitu pada saat persalinan atau segera setelah persalinan.
Secara horisontal, dapat terjadi akibat penggunaan alat suntik yang tercemar, tindik telinga, tusuk jarum, transfusi darah, penggunaan penggunaan alat kebersihan diri (sikat gigi, handuk, dll) secara bersama-sama. serta hubungan seksual dengan penderita.
Sebagai antisipasi, biasanya terhadap darah-darah yang diterima dari pendonor akan di tes terlebih dulu apakah darah yang diterima reaktif terhadap Hepatitis, Sipilis dan HIV.
Sesungguhnya, tidak semua yang positif Hepatitis B perlu ditakuti. Dari hasil pemeriksaan darah, dapat terungkap apakah ada riwayat pernah kena dan sekarang sudah kebal, atau bahkan virusnya sudah tidak ada. Bagi pasangan yang hendak menikah, tidak ada salahnya untuk memeriksakan pasangannya untuk menenularan penyakit ini.
Hepatitis B dapat menyerang siapa saja, akan tetapi umumnya bagi mereka yang berusia produktif akan lebih beresiko terkena penyakit ini dan yang merupakan pecandu narkotika, orang yang mempunyai banyak pasangan seksual. 
Hepatitis B termasuk penyakit yang bisa dicegah melalui vaksinasi. Namun, bagi mereka yang sudah telanjur terinfeksi, pengobatan adalah satu-satunya pilihan. Tujuan utama pengobatan adalah menghambat replika virus dengan menstimulasi sistem imunitas tubuh, menghambat berhentinya kerusakan organ hati, dan mengurangi risiko timbulnya sirosis hati dan kanker hati
Penderita yang diduga Hepatitis B, untuk kepastian diagnosa yang ditegakkan maka akan dilakukan periksaan darah. Setelah diagnosa ditegakkan sebagai Hepatitis B, maka ada cara pengobatan untuk hepatitis B, yaitu pengobatan telan (oral) dan secara injeksi..

a.  Pengobatan oral yang terkenal adalah :
-          Pemberian obat Lamivudine dari kelompok nukleosida analog, yang dikenal dengan nama 3TC. Obat ini digunakan bagi dewasa maupun anak-anak, Pemakaian obat ini cenderung meningkatkan enzyme hati (ALT) untuk itu penderita akan mendapat monitor bersinambungan dari dokter. 
-          Pemberian obat Adefovir dipivoxil (Hepsera). Pemberian secara oral akan lebih efektif, tetapi pemberian dengan dosis yang tinggi akan berpengaruh buruk terhadap fungsi ginjal.
-          Pemberian obat Baraclude (Entecavir). Obat ini diberikan pada penderita Hepatitis B kronik, efek samping dari pemakaian obat ini adalah sakit kepala, pusing, letih, mual dan terjadi peningkatan enzyme hati. Tingkat keoptimalan dan kestabilan pemberian obat ini belum dikatakan stabil.

b. Pengobatan dengan injeksi/suntikan adalah ;
Pemberian suntikan Microsphere yang mengandung partikel radioaktif pemancar sinar ß yang akan menghancurkan sel kanker hati tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya. Injeksi Alfa Interferon (dengan nama cabang INTRON A, INFERGEN, ROFERON) diberikan secara subcutan dengan skala pemberian 3 kali dalam seminggu selama 12-16 minggu atau lebih. Efek samping pemberian obat ini adalah depresi, terutama pada penderita yang memilki riwayat depresi sebelumnya. Efek lainnya adalah terasa sakit pada otot-otot, cepat letih dan sedikit menimbulkan demam yang hal ini dapat dihilangkan dengan pemberian paracetamol.
Langkah-langkah pencegahan agar terhindar dari penyakit Hepatitis B adalah pemberian vaksin terutama pada orang-orang yang beresiko tinggi terkena virus ini, seperti mereka yang berprilaku sex kurang baik (ganti-ganti pasangan/homosexual), pekerja kesehatan (perawat dan dokter) dan mereka yang berada didaerah rentan banyak kasus Hepatitis B.
     
3.      Hepatitis C
Penyakit Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C (VHC). Virus Hepatitis C masuk ke sel hati, menggunakan mesin genetik dalam sel untuk menduplikasi virus Hepatitis C, kemudian menginfeksi banyak sel lainnya. Proses penularannya melalui kontak darah {transfusi, jarum suntik (terkontaminasi), serangga yang mengigiti penderita lalu mengigit orang lain disekitarnya}.
Penderita Hepatitis C kadang tidak menampakkan gejala yang jelas, akan tetapi pada penderita Hepatitis C kronik menyebabkan kerusakan/kematian sel-sel hati dan terdeteksi sebagai kanker (cancer) hati. Sejumlah 85% dari kasus, infeksi Hepatitis C menjadi kronis dan secara perlahan merusak hati bertahun-tahun. Dalam waktu tersebut, hati bisa rusak menjadi sirosis (pengerasan hati), stadium akhir penyakit hati dan kanker hati.
  Salah satu gejala umum dari Hepatitis C adalah kelelahan kronis. Kelelahan juga bisa sebagai efek samping pengobatan Hepatitis C. Rasa lelah akibat Hepatitis C dapat diatasi dengan istirahat cukup dan menjalankan olah raga yang rutin.
Virus Hepatitis C sangat pandai merubah dirinya dengan cepat. Sekarang ini ada sekurang-kurangnya enam tipe utama dari virus Hepatitis C (yang sering disebut genotipe) dan lebih dari 50 subtipenya.
Hal ini merupakan alasan mengapa tubuh tidak dapat melawan virus dengan efektif dan penelitian belum dapat membuat vaksin melawan virus Hepatitis C. Genotipe tidak menentukan seberapa parah dan seberapa cepat perkembangan penyakit Hepatitis C, akan tetapi genotipe tertentu mungkin tidak merespon sebaik yang lain dalam pengobatan.
Sering kali orang yang menderita Hepatitis C tidak menunjukkan gejala, walaupun infeksi telah terjadi bertahun-tahun lamanya.
Jika gejala-gejala di bawah ini ada yang mungkin samar :
·         Lelah
·         Hilang selera makan
·         Sakit perut
·         Urin menjadi gelap
·         Kulit atau mata menjadi kuning (disebut "jaundice") jarang terjadi
Dalam beberapa kasus,Hepatitis C dapat menyebabkan peningkatan enzim tertentu pada hati, yang dapat dideteksi pada tes darah rutin. Walaupun demikian, beberapa penderita Hepatitis C kronis mengalami kadar enzim hati fluktuasi ataupun normal.
Meskipun demikian, sangat perlu untuk melakukan tes jika anda pikir anda memiliki resiko terjangkit Hepatitis C atau jika anda pernah berhubungan dengan orang atau benda yang terkontaminasi. Satu-satunya jalan untuk mengidentifikasi penyakit ini adalah dengan tes darah.
Penularan Hepatitis C biasanya melalui kontak langsung dengan darah atau produknya dan jarum atau alat tajam lainnya yang terkontaminasi. Dalam kegiatan sehari-hari banyak resiko terinfeksi Hepatitis C seperti berdarah karena terpotong atau mimisan, atau darah menstruasi. Perlengkapan pribadi yang terkena kontak oleh penderita dapat menularkan virus Hepatitis C (seperti sikat gigi, alat cukur atau alat manicure). Resiko terinfeksi Hepatitis C melalui hubungan seksual lebih tinggi pada orang yang mempunyai lebih dari satu pasangan.
Penularan Hepatitis C jarang terjadi dari ibu yang terinfeksi Hepatitis C ke bayi yang baru lahir atau anggota keluarga lainnya. Walaupun demikian, jika sang ibu juga penderita HIV positif, resiko menularkan Hepatitis C sangat lebih memungkinkan. Menyusui tidak menularkan Hepatitis C.
Jika anda penderita Hepatitis C, anda tidak dapat menularkan Hepatitis C ke orang lain melalui pelukan, jabat tangan, bersin, batuk, berbagi alat makan dan minum, kontak biasa, atau kontak lainnya yang tidak terpapar oleh darah. Seorang yang terinfeksi Hepatitis C dapat menularkan ke orang lain 2 minggu setelah terinfeksi pada dirinya.
Saat ini pengobatan Hepatitis C dilakukan dengan pemberian obat seperti Interferon alfa, Pegylated interferon alfa dan Ribavirin. Adapun tujuan pengobatan dari Hepatitis C adalah menghilangkan virus dari tubuh anda sedini mungkin untuk mencegah perkembangan yang memburuk dan stadium akhir penyakit hati. Pengobatan pada penderita Hepatitis C memerlukan waktu yang cukup lama bahkan pada penderita tertentu hal ini tidak dapat menolong, untuk itu perlu penanganan pada stadium awalnya.

4.      Hepatitis D
Hepatitis D Virus ( HDV ) atau virus delta adalah virus yang unik, yang tidak lengkap dan untuk replikasi memerlukan keberadaan virus hepatitis B. Penularan melalui hubungan seksual, jarum suntik dan transfusi darah. Gejala penyakit hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau amat progresif.

5.      Hepatitis E
Gejala mirip hepatitis A, demam pegel linu, lelah, hilang nafsu makan dan sakit perut. Penyakit yang akan sembuh sendiri ( self-limited ), kecuali bila terjadi pada kehamilan, khususnya trimester ketiga, dapat mematikan. Penularan melalui air yang terkontaminasi feces dan secara oral-anal, menyebabkan hepatitis E merupakan penyakit endemic di Negara kurang berkembang. Enteritis merupakan gejala yang menyertai penyakit ini, dan tidak ditemukan fase kronik atau terjadinya pengidap.

     
Klasifikasi virus hepatitis, petanda infeksi dan perjalanan penyakitnya :
No
Virus Hepatitis
DNA / RNA
Penyebaran
Petanda Infeksi
Perjalanan Penyakit
1
A (VHA)
RNA
Fekal-Oral
IgM VHA
Akut
2
B (VHB)
DNA
Kontak/Darah
HBsAg
Akut & Kronik
3
C (VHC)
RNA
Transfusi
Anti VHC
Akut & Kronik
4
D (VHD)
RNA
Kontak/Darah
Partikel D
Akut
5
E (VHE)
RNA
Fekal-Oral
IgM VHE
Akut + enteritis










BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
1.      Hepatitis berarti peradangan hati. Penyebab peradangan ini bisa bermacam-macam, mulai virus, bahan kimia, obat-obatan, hingga alkohol. Beberapa jenis virus hepatitis yang ada, yaitu A, B, C, D, E.
2.      Secara umum, penyakit hepatitis mempunyai gejala klinis yang hampir sama dengan tipe yang lainnya, diantaranya yaitu :
- Demam bisa disertai dengan menggigil.
- Air seni berwarna kuning gelap seperti teh.
- Buang air besar tidak teratur, biasanya tidak setiap hari.
- Kulit dan mata menjadi kekuning-kuningan.
- Kehilangan nafsu makan yang menyebabkan berat badan menurun.
- Pasien mungkin menjadi anemia dan sering merasa mual.
- Perut kembung, penuh gas, dan terjadi gangguan percernaan setelah makan.
- Nyeri perut kanan atas hingga perut terlihat buncit.
3.      Setiap jenis virus hepatitis mempunyai cara penularan, pengobatan serta pencegahan yang berbeda-beda.

B.     Saran
1.      Jaga kebersihan diri sendiri, seperti tidak menggunakan barang-barang secara bersamaan dan mencuci tangan sebelum melakukan sesuatu.
2.      Cek kesehatan bila mengalami gejala-gejala seperti diatas.
3.      Hindari alkohol dan segala jenis makanan atau obat yang bersifat toksik terhadap hati.
4.      Makanlah makanan sehat (Memulai hidup dengan pola hidup sehat dan teratur).
5.      Minumlah air yang banyak.
6.      Mengurangi garam dalam pola makan Anda
7.      Dapatkan vaksinasi untuk mencegah virus hepatitis.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Liver. http://www.totalkesehatananda.com/liver2.html. Diakses pada
            20 Juli 2011.
Anonim. 2011. Apa itu Hepatitis, Pengertian, Penyakit.        http://beritahothariini.blogspot.com/2011/03/apa-itu-hepatitis-pengertian-   penyakit.html. Diakses pada 20 Juli 2011.
Anonim. 2011. Hati Rusak Tubuh Menjadi Kuning.             http://health.kompas.com/read/2011/07/13/11121786/Hati.Rusak.Tubuh.Menjadi.  Kuning . Diakses pada 20 Juli 2011.
Anonim. 2007. Penyakit Hepatitis. http://www.infopenyakit.com/2007/12/penyakit-          hepatitis.html. Diakses pada 20 Juli 2011.
Anonim. 2011. http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=37. Diakses pada 20 Juli 2011.
Anonim. 2009. Penyakit Hepatitis B. http://mypotik.blogspot.com/2009/08/penyakit-         hepatitis-b.html. Diakses pada 20 Juli 2011.
Anonim. 2011. Hepatitis Cikal Bakal Kanker.             http://health.kompas.com/read/2011/06/25/08265788/Hepatitis.Cikal.Bakal.Kank   er. Diakses pada 20 Juli 2011.
Anonim. 2011. Hepatitis B. http://www.totalkesehatananda.com/hepatitisb1.html.             Diakses pada 20 Juli 2011.
Azzam. 2011. Penyakit Hepatitis.      http://azzam.mojokertocyber.com/artikel/artikelkesehatan/197-penyakit-hepatitis .         Diakses pada 20 Juli 2011.
Pringgoutomo Sudarto,dkk . 2002. Buku Ajar Patologi I (Umum) Edisi Ke-1. Jakarta.
Seto Sagung.
Tarsiadi. 2011. Hepatitis B. http://tarsiadi.com/obat-penyakit/tag/makalah-hepatitis-b. .      Diakses pada 20 Juli 2011.
WHO. 2011. Hepatitis. http://www.who.int/topics/hepatitis/en/. Diakses pada 20
            Juli 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar