TUGAS TERSTRUKTUR
MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN
“PENELITIAN EKSPERIMEN”
Disusun
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur
Mata
Kuliah Metodologi Penelitian
Semester IV Tahun Akademik 2012
OLEH :
STEVY ERDIATRI NATALIA PURBA
G1B010013
A. Definisi
Penelitian Eksperimen
Menurut
Solso & MacLin (2002), penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang
di dalamnya ditemukan minimal satu variabel yang dimanipulasi untuk mempelajari
hubungan sebab-akibat. Oleh karena itu, penelitian eksperimen erat kaitanya
dalam menguji suatu hipotesis dalam rangka mencari pengaruh, hubungan, maupun
perbedaan perubahan terhadap kelompok yang dikenakan perlakuan. Sedangkan menurut Sugiono (2010), Penelitian
eksperimen merupakan suatu penelitian yang menjawab pertanyaan “jika kita
melakukan sesuatu pada kondisi yang dikontrol secara ketat maka apakah
yang akan terjadi?”. Untuk mengetahui apakah ada perubahan atau tidak pada
suatu keadaan yang di control secara ketat maka kita memerlukan perlakuan (treatment)
pada kondisi tersebut dan hal inilah yang dilakukan pada penelitian
eksperimen. Sehingga penelitian eksperimen dapat dikatakan sebagai metode
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap
yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Alsa (2004) mengatakan bahwa hakekat penelitian
eksperimen adalah meneliti pengaruh perlakuan terhadap perilaku yang timbul
sebagai akibat perlakuan. Pengertian penelitian eksperimen lainnya yaitu menurut
Hadi (1985) adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat yang
ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara snegaja oleh peneliti.
Selain itu, menurut Latipun (2002) penelitian eksperimen merupakan penelitian
yang dilakukan dengan melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui
akibat manipulasi terhadap perilaku individu yang diamati. Sejalan dengan hal
tersebut Nursyahidah (2012) mengemukakan bahwa penelitian eksperimen dalam
pendidikan adalah kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai pengaruh
suatu perlakuan/tindakan/treatment pendidikan terhadap tingkah laku siswa atau
menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh tindakan itu jika dibandingkan
dengan tindakan lain.
Danim (2002)
menyebutkan beberapa karakteristik penelitian eksperimen, yaitu :
1. Variabel-veniabel
penelitian dan kondisi eksperimen diatur secara tertib ketat (rigorous
management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun
random (acak).
2. Adanya
kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan
kelompok eksperimen.
3. Penelitian
ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan variansi
variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi
variabel pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak
menjadi tujuan penelitian. Di samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi
kekeliruan, termasuk kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan
penentuan subjek, serta penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan
secara acak.
4. Validitas
internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian
eksperimen, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimen yang dilakukan pada
saat studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan.
5. Validitas
eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan
penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan menggeneralisasikan pada kondisi
yang sama.
6. Semua
variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara
sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.
B. Jenis
dan Rancangan Penelitian Eksperimen
Menurut
Prof. Dr. Sugiyono dalam bukunya “Metode Penelitian Pendidikan” tahun 2010,
beliau membagi desain penelitian ekperimen kedalam 4 bentuk yakni pre-experimental
design, true experimental design, quasy experimental design, dan factorial design.
1.
Pre-experimental design
Desain
ini dikatakan sebagai pre-experimental design karena belum merupakan eksperimen
sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh
terhadap terbentuknya variabel dependen. Rancangan ini berguna untuk
mendapatkan informasi awal terhadap pertanyaan yang ada dalam penelitian.
Bentuk
Pre- Experimental Designs ini ada beberapa macam antara lain :
a.
One – Shoot Case Study (Studi Kasus Satu
Tembakan)
Dimana dalam desain
penelitian ini terdapat suatu kelompok diberi treatment (perlakuan) dan
selanjutnya diobservasi hasilnya (treatment adalah sebagai variabel independen
dan hasil adalah sebagai variabel dependen). Dalam eksperimen ini subjek
disajikan dengan beberapa jenis perlakuan lalu diukur hasilnya.
b.
One – Group Pretest-Posttest Design (Satu Kelompok
Prates-Postes)
Kalau pada desain “a”
tidak ada pretest, maka pada desain ini terdapat pretest sebelum diberi
perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena
dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
c.
Intact-Group Comparison
Pada desain ini
terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua
yaitu; setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah
untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan).
2.
True Experimental
Design
Dikatakan
true experimental (eksperimen yang sebenarnya/betul-betul) karena dalam desain
ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya
eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan
penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental adalah
bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol
diambil secara random (acak) dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya
kelompok kontrol dan sampel yang dipilih secara random.
Desain
true experimental terbagi atas :
a.
Posstest-Only Control Design
Dalam desain ini
terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok
pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan
disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut
kelompok kontrol.
b.
Pretest-Posttest Control Group Design.
Dalam desain ini
terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak/random, kemudian diberi pretest
untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
c.
The Solomon Four-Group Design.
Dalam desain ini,
dimana salah satu dari empat kelompok dipilih secara random. Dua kelompok
diberi pratest dan dua kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan
satu dari kelompok nonpratest diberi perlakuan eksperimen, setelah itu keempat
kelompok ini diberi posttest.
3.
Quasi Experimental Design
Bentuk
desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design,
yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak
dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Walaupun demikian, desain ini lebih baik
dari pre-experimental design.
Quasi Experimental Design
digunakan karena pada kenyataannya sulit medapatkan kelompok kontrol yang
digunakan untuk penelitian.
Dalam suatu kegiatan administrasi atau manajemen misalnya, sering tidak mungkin menggunakan sebagian para karyawannya untuk eksperimen dan sebagian tidak. Sebagian menggunakan prosedur kerja baru yang lain tidak. Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian, maka dikembangkan desain Quasi Experimental.
Dalam suatu kegiatan administrasi atau manajemen misalnya, sering tidak mungkin menggunakan sebagian para karyawannya untuk eksperimen dan sebagian tidak. Sebagian menggunakan prosedur kerja baru yang lain tidak. Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian, maka dikembangkan desain Quasi Experimental.
Desain
eksperimen model ini diantarnya sebagai berikut :
a.
Time Series Design
Dalam desain ini
kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random.
Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali dengan
maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum
diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya
berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan
tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapay diketahui dengan
jelas, maka baru diberi treatment/perlakuan. Desain penelitian ini hanya
menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.
b.
Nonequivalent Control Group Design
Desain ini hampir sama
dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Dalam desain
ini, baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan, kendati
kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok yang
ada diberi pretes, kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan postes.
c.
Conterbalanced Design
Desain ini semua
kelompok menerima semua perlakuan, hanya dalam urutan perlakuan yang
berbeda-beda, dan dilakukan secara random.
4.
Factorial Design
Desain
Faktorial selalu melibatkan dua atau lebih variabel bebas (sekurang-kurangnya
satu yang dimanipulasi). Desain faktorial secara mendasar menghasilkan
ketelitian desain true-eksperimental dan membolehkan penyelidikan terhadap dua
atau lebih variabel, secara individual dan dalam interaksi satu sama lain.
Tujuan dari
desain ini adalah untuk menentukan apakah efek suatu variabel eksperimental
dapat digeneralisasikan lewat semua level dari suatu variabel kontrol atau
apakah efek suatu variabel eksperimen tersebut khusus untuk level khusus dari
variabel kontrol, selain itu juga dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan
yang tidak dapat dilakukan oleh desain eksperimental variabel tunggal.
DAFTAR
PUSTAKA
Alsa, Asmadi. 2004.
Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dalam
Penelitian Psikologi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Danim, S. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Pustaka
Setia. Bandung.
Hadi,
Sutrisno. 1985. Metodologi Research Jilid 4. Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi
UGM. Yogyakarta.
Latipun. 2002. Psikologi Eksperimen. UMM Press. Malang.
Nursyahidah,
Farida. 2012. Penelitian Eksperimen. http://faridanursyahidah.files.
wordpress.com/2012/05/penelitian-eksperimen_farida.pdf. Diakses pada tanggal 09
Juni 2012.
Solso, R. L MacLin, M. K, O. H. (2005). Cognitive
Psychologi. Pearson. New York.Sugiyono, Dr. 2010. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar